Pages

 

Jumat, 04 Mei 2012

Perkembangan Teknologi TV Digital di Indonesia

1 komentar
Saat ini perkembangan teknologi di Indonesia dan di dunia pada umumnya mampu berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan teknologi ini merambat pada segala bidang kehidupan termasuk dalam hal komunikasi. Sistem komunikasi sendiri merupakan suatu konsep dimana dalam komunikasi tersebut terdapat  makna dari suatu informasi, dan yang memiliki nilai dan tujuan untuk mencapai sesuatau yang diinginkan. Dalam sebuah sistem komunikasi tersebut mengandung sebuah informasi yang diinginkan oleh komunikan, informasi tersebut berbeda-beda sesuai dengan kepentingan mereka masing-masing. Hingga kini informasi dijadikan sebuah  bisnis yang cukup menjanjikan oleh para business man maupun para penguasa guna untuk bermain politik di dalamnya. Salah satu cara penyampain informasi tersebut menggunakan televisi, karena televise merupakan suatau teknologi yang hampir setiap rumah memiliki sebuah teknolgi ini.
Televisi memiliki sebuah program-program acara yang mengundang masyarakat untuk lebih tertarik menonton program acara tersebut. Apa yang di sampaikan oleh TV memiliki niali bisnsi yang bergantung pada rating acara itu sendiri, melalu televise pula banyak para biro iklan menggunakan media televise untuk mengenalkan suatu produk baru kepada masyarakat luas. Oleh sebab itu, informasi pada saat sekarang ini bisa saja menjadi kekuatan bagi seseorang. Dengan kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi, seseorang bisa memanfaatkan informasi tersebut menjadi kekuatannya. Maksudnya, kemampuan itu bisa digunakan untuk kepentingan ekonomi maupun politik.
Berdasarkan hasil survey dinyatakan bahwa saat ini penggunaan perangkat TV di Indonesia cukup tinggi dibandingkan media informasi lain, yaitu 55% dari seluruh jumlah keluarga di Indonesia itu memiliki TV atau terdapat 40 juta pemirsa TV, maka dapat dinyatakan bahwa media TV merupakan sarana yang paling tepat untuk digunakan sebagai distribusi dan diseminasi informasi di Indonesia.
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna.  Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata teleλε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.”
Saat ini sudah memunculkan teknologi terbaru dari teknologi sebelumnya yaitu televisi analog yang disebut televisi digital. Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television, DTV)atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan data ke pesawat televisi. TV Digital bukan berarti pesawat televisinya yang digital, namun lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau mungkin yang lebih tepat adalah siaran digital (Digital Broadcasting). Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV), yaitu: standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. TV digital memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas, dengan warna-warna matang, dan depth-of-field yang lebih luas daripada biasanya. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yang digunakan di televise analog. TV Digital merupakan sebuah perkembangan teknologi di bidang elektronik. TV digital memiliki kualitas gambar yang bagus, spektrum komunikasi lebih hemat.
Sedangkan televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog. Sistem yang dipergunakan dalam televisi analog NTSC (national Television System Committee), PAL, dan SECAM. Kelebihan signal digital dibanding analog adalah ketahanannya terhadap gangguan (noise) dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di penerima dengan kode koreksi error (error correction code ).
·         Perbedaan TV Analog dengan TV Digital

Kualitas gambar dan suara
Siaran televisi digital terestrial menyajikan gambar dan suara yang jauh lebih stabil dan resolusi lebih tajam ketimbang analog. Hal ini dimungkinkan oleh penggunaan sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) yang mampu mengatasi efek lintas jamak (multipath). Pada sistem analog, efek lintasan jamak menimbulkan echo atau gaung yang berakibat munculnya gambar ganda (seakan ada bayangan).
Penyiaran televisi digital menawarkan kualitas gambar yang sama dengan kualitas DVD, bahkan stasiun-stasiun televisi dapat memancarkan programnya dalam format 16:9 (layar lebar) dengan standar Standard Definition (SD) maupun High Definition (HD). Kualitas suara pun mampu mencapai kualitas CD Stereo, bahkan stasiun televisi dapat memancarkan suara dengan Surround Sound (Dolby DigitalTM).

Tahan perubahan lingkungan
Siaran televisi digital terestrial memiliki ketahanan terhadap perubahan lingkungan yang terjadi karena pergerakan pesawat penerima (untuk penerimaan mobile TV), misalnya di kendaraan yang bergerak, sehingga tidak terjadi gambar bergoyang atau berubah-ubah kualitasnya seperti pada TV analog saat ini.

Tahan terhadap efek interferensi
Teknologi ini punya ketahanan terhadap efek interferensi, derau dan fading, serta kemudahannya untuk dilakukan proses perbaikan (recovery) terhadap sinyal yang rusak akibat proses pengiriman atau transmisi sinyal. Perbaikan akan dilakukan di bagian penerima dengan suatu kode koreksi error (error correction code) tertentu.

Efisiensi spektrum/kanal
Teknologi siaran televisi digital lebih efisien dalam pemanfaatan spektrum dibanding siaran televisi analog. Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk siaran televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik VHF maupun UHF. Sedangkan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6, artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital untuk lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplex dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda tentunya. Dengan keunggulan ini, keterbatasan jumlah kanal dalam spektrum frekuensi siaran yang menjadi penghambat perkembangan industri pertelevisian di era analog dapat diatasi dan memungkinkan munculnya stasiun-stasiun televisi baru yang lebih banyak dengan program yang lebih bervariasi.

Perbedaan yang paling mendasar antara sistem penyiaran televisi analog dan digital terletak pada penerimaan gambar lewat pemancar. Pada sistem analog, semakin jauh dari stasiun pemancar televisi, sinyal akan melemah dan penerimaan gambar menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada sistem digital, siaran gambar yang jernih akan dapat dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi. Selain  itu juga perbedaan antar Tv Analog dan Tv Digital pada sistim tranmisi pancarannya, kebanyakan TV di Indonesia, masih menggunakan sistim analog dengan cara memodulasikannya langsung pada Frekwensi Carrier, Sedangkan pada Pada sistim digital, data gambar atau suara dikodekan dalam mode digital (diskret) baru di pancarkan.
Orang awam pun dapat membedakan dengan mudah, jika TV analog signalnya lemah (semisal problem pada antena) maka gambar yang diterima akan banyak ‘semut’ tetapi jika TV Digital yang terjadi adalah bukan ‘semut’ melainkan gambar yang lengket seperti kalau kita menonton VCD yang rusak. Kualitas Digital jadi lebih bagus, karena dengan Format digital banyak hal dipermudah. Siaran TV Satelit dulu memakai Analog. Sekarang sudah banyak yang digital. Tidak semua TV satelit memakai sistim Digital. Di beberapa satelit Arab banyak yang memakai mode analog. Sebenarnya untuk menerima siaran digital untuk TV yang analog tidaklah terlalu mahal. Receiver ini hanya tinggal pasang antena dan kemudian AV nya colokkan ke TV. Untuk siaran TV satelit namanya DVB-S (Digital Video Broadcasting – Satelite). Sedangkan untuk di daratan namanya DVB-T(Digital Video Broadcasting – Terresterial)
Jika anda melihat Indosiar atau Metro TV atau RCTI melalui satelit anda bisa melihat siaran TV Digital. Tidak Harus plasma, Tidak harus HD, karena stasiun TV Nasional masih memakai SDTV meskipun mereka memancarkan secara digital lewat satelit Dengan memakai TV 14 inchi yang paling murahpun anda bisa menonton TV digital. Sedangkan jika anda membeli TV LCD, hampir semua bisa menerima signal Digital tanpa alat tambahan karena sudah dilengkapi dengan receiver digital.
Dengan keterbatasan alokasi frekuensi yang digunakan untuk penyiaran media TV, tentunya akan mengakibatkan jumlah informasi yang diperoleh masyarakat melalui siaran TV menjadi terbatas dan kurang berimbang. Hal inilah yang dijadikan pemerintah untuk untuk melakukan migrasi dari siaran TV Analog ke siaran TV Digital.
·         Dampak Penyiaran TV Digital
Dampak Positif
Banyak manfaat yang dapat diperoleh masyarakat dengan beralih ke penyiaran TV digital antara lain:

1.      Kualitas gambar yang lebih halus dan tajam,
2.      Pengurangan terhadap efek noise,
3.      Kemudahan untuk recovery pada penerima dengan error correction code, serta
4.      Mengurangi efek dopler jika menerima siaran tv dalam kondisi bergerak (misalnya di mobil, bus, maupun kereta api).
5.      Selain itu sinyal digital dapat menampung program siaran dalam satu paket, dikarenakan pemakaian bandwidth pada tv digital tidak sebesar tv analog.
Dampak Negatif
Disamping banyak hal yang bermanfaat, tentunya kendala yang akan dihadapi dalam migrasi ke siaran TV digital pun juga semakin banyak seperti:

1.      Regulasi bidang penyiaran yang harus diperbaiki,
2.      Standardisasi yang harus segera ditentukan baik untuk perangkat dan teknologi yang akan digunakan,
3.      Industri pendukung yang harus segera disiapkan baik perangkat maupun kontennya.
4.      Jika kanal TV digital ini diberikan secara sembarangan kepada pendatang baru, selain penyelenggara TV siaran digital terrestrial harus membangun sendiri infrastruktur dari nol, maka kesempatan bagi penyelenggara TV analog eksisting seperti TVRI, 5 TV swasta eksisting dan 5 penyelenggara TV baru untuk berubah menjadi TV digital di kemudian hari akan tertutup karena kanal frekuensinya sudah habis.
·         Prospek masa depan penyiaran televisi dikaitkan dengan adanya digitalisasi system siaran televisi
Adanya kemajuan teknologi di Indonesia terutama dalam bidang komunikasi kita patut bangga pada hal tersebut. Karena munculnya televise digital saat ini sungguh akan sangat membantu kita dalam mempermudah mendapat atau membagikan informasi secara lebih cepat dan baik. Namun, masa transisi dari Tv analog menuju Tv digital membutuhkan waktu dan poenyesuaian yang cukup terutama bagi para industry televisi yang harus mengganti perangkat analognya menjadi digital pula, perangkat-perangkat tersebut tidaklah murah harganya maka dari itu dibutuhkan waktu yang cukup untuk melakukan transisi secara total menuju Tv digital.
Industri televisi yang masih menggunakan analog akan merugi dikarenakan  siaran yang dilakukan mengalami pengurangan jumlah peminat, karena dengan menggunakan televisi digital penonton bisa memilih program acara yang ia inginkan sendiri selain itu pula program-program acara yang dihadirkan juga beraneka ragam dan sangat menarik. Karena keunggulannya tersebut tv digital mampu mengalahkan pasar tv analog. Namun setiap industri televisi Indonesia di tuntut untuk mengganti transmisi pemancar meraka yang semula analog menjadi digital. Perangkat pemancar digital tersebut tidak murah harganya maka dari itu membutuhkan modal yang cukup besar untuk mengganti alat pemancar tersebut, itu juga merupakan hal yang paling utama untuk dipertimbangkan bagi industri televise Indonesia.
Namun bagi masyarakat yang beluum mampu membeli tv digital ada cara untuk mendapatkan siaran tv digital walau masih menggunakan tv analog. Agar dapat menerima penyiaran digital, diperlukan pesawat TV digital. Jika ingin menggunakan pesawat televisi analog, penyiaran digital dapat ditangkap dengan alat tambahan yang disebut kotak konverter (Set Top Box). Ketika menggunakan pesawat televisi analog, sinyal penyiaran digital akan dirubah oleh kotak konverter menjadi sinyal analog. Dengan demikian pengguna pesawat televisi analog tetap dapat menikmati siaran televisi digital. Pengguna televisi analog tetap dapat menggunakan siaran analog dan secara perlahan-lahan beralih ke teknologi siaran digital tanpa terputus layanan siaran yang digunakan selama ini.
Proses transisi yang berjalan secara perlahan dapat meminimalkan risiko kerugian terutama yang dihadapi oleh operator televisi dan masyarakat. Resiko tersebut antara lain berupa informasi mengenai program siaran dan perangkat tambahan yang harus dipasang tersebut. Sebelum masyarakat mampu mengganti televisi analognya menjadi televisi digital, masyarakat menerima siaran analog dari pemancar televisi yang menyiarkan siaran televisi digital.
Bagi operator televisi, risiko kerugian berasal dari biaya membangun infrastruktur televisi digital terestrial yang relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan membangun infrastruktur televisi analog. Operator televisi dapat memanfaatkan infrastruktur penyiaran yang telah dibangunnya selama ini seperti studio, bangunan, sumber daya manusia, dan lain sebagainya apabila operator televisi dapat menerapkan pola kerja dengan calon penyelenggara TV digital. Penerapan pola kerja dengan calon penyelenggara digital pada akhirnya menyebabkan operator televisi tidak dihadapkan pada risiko yang berlebihan. Di kemudian hari, penyelenggara penyiaran televisi digital dapat dibedakan ke dalam dua posisi yaitu menjadi penyedia jaringan, serta penyedia isi.

·         Dampak yang timbul akibat adanya siaran digital di Indonesia
Dampak yang timbul dengan adanya siaran digital di Indonesia sangatlah banyak dilihat dari keunggulan televisi digital tersebut. Seperti dampak dalam bidang ekonomi, politik, psikologis masyarakat dan dampak bagi pendidikan di Indonesia. Semakin beraneka ragamnya program acara yang disajikan oleh pihak industri televise membuat masyarakat mampu lebih berminat untuk menonton televisi.
Dampak langsung hadirnya TV digital bagi masyarakat adalah bertambahnya pilihan program atau siaran televisi. Saat ini saja, pemirsa di wilayah Surabaya dan sekitarnya bisa menangkap 21 kanal televisi analog, yaitu TVRI ditambah 10 televisi swasta nasional, yaitu RCTI, SCTV, Indosiar, ANTN, TPI/MNC, TV One, Metro TV, Trans TV, Trans7, dan Global TV. Ditambah lagi 10 televisi lokal, yaitu JTV, SBO, TV Anak, Arek TV, BCTV, BBS TV, TV9, MHTV dan MNTV. Belum lagi jika pemerintah nanti membuka peluang pihak swasta bermain di televisi digital.
Dari dampak langsung itu saja kita mampu memprediksikan secara umum dampak-dampak apa yang akan terjadi apabila tv digital berkembang ddengan baik di Indonesia. Dampak baiknya dapat kita ketahui semakin banyak siaran tv yang di dapatkan secara otomatis pula semakin banyak pula informasi yang mampu kita dapatkan. Namun, tidak akan hanya dampak positif saja dampak negatif siaran tv yang akan memepengaruhi masyarakat pun akan menjadi sangat besar pula. Secara psikologis orang yang tertarik pada sesuatu akan memiliki suatu intensitas tinggi untuk mencari dan mengetahui dengan rasa ingin tahu yang besar terhadap suatu ketertarikannya tersebut. Sama halnya pada televisi, apabila banyak orang yang terlalu tertarik pada program-program acara yang ada di televise maka ia akan menjadi malas dan merasa nyaman dengan televise.
Dampak negatif apabila mampu mempengaruhi remaja-remaja atau anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah akan menjadikannya malas untuk belajar sehingga mampu menurunkan kualitas mutu pendidikan yang ada. Bagi orang tua sendiri yang sudah terhipnotis dengan acara-acara televise yang menarik tersebut akan malas dan jarang bergerak ia nyaman dengan televisinya dan itu sungguh tidak baik bagi kesehatan para penonton. Karena dengan kita kurang bergerak mampu berdampak pada kesehatan seperti penyakit kolesterol, ginjal, dll. Namun apabila pemerntah dan masyarakat mampu mengerti damapak yang akan terjadi bagi perkembangan Indonesia pasti akan mengerti pola yang akan diterapkan dalm menerima teknologi baru yang hadir.
Munculnya TVRI Digital diharapkan bisa menjadi penyeimbang dominasi televisi swasta nasional yang selalu disetir rating dan selera pasar. TVRI diharapkan bisa meraih kembali kepercayaan publik dengan menyuguhkan program-program berkualitas yang dibutuhkan publik. Publik butuh alternatif karena mereka sebenarnya jenuh dengan tayangan televisi swasta yang banyak menonjolkan kekerasan, mistik, seksualitas dan gaya hidup hedonis.
Siaran digital juga membuat tayangan gambar serta suara lebih jernih dan jelas meski alat penerima dalam keadaan bergerak. Layar kaca kita juga bisa diselipi berbagai fitur data dan informasi, seperti ramalan cuaca, info bursa saham, serta tampilan seluruh jadwal acara berikut sinopsis program tertentu dalam Electronics Program Guide (EPG).
Digitalisasi otomatis bisa menghemat penggunaan frekuensi sehingga memungkinkan dibukanya peluang pendirian stasiun televisi baru dengan konten yang lebih kreatif, menarik, dan bervariasi. Sejak 2008, pemerintah telah mengeluarkan moratorium atau penghentian pengajuan izin baru televisi. Ini karena rasio ketersediaan kanal dan pengajuan izin televisi sangat tidak berimbang. Banyak televisi nasional maupun lokal yang tak bisa mendapatkan izin frekuensi di wilayah layanan tertentu karena keterbatasan kanal.
Yang mengkhawatirkan, hadirnya televisi digital tentu akan memperkeras persaingan. Kompetisi antar televisi analog yang di berbagai kota besar jumlahnya mencapai 15-20-an stasiun itu saja sudah berat dalam merebut kue iklan. Apalagi ditambah pemain baru di ranah digital.
Belum lagi, sesuai Permenkominfo No 39 Tahun 2009 tentang Kerangka Dasar Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital, pemegang izin penyiaran analog sudah harus mengembalikan frekuensinya paling lambat akhir Desember 2017. Padahal, tidak ada jaminan mereka mendapat kanal frekuensi digital. Bagi televisi yang sudah untung tidak masalah. Persoalannya, masih banyak televisi merugi, terutama stasiun-stasiun televisi lokal, akibat tak berjalannya Sistem Siaran Jaringan (SSJ).
Saat ini populasi pesawat televisi tidak kurang dari 40 juta unit, dengan pemirsa lebih dari 200 juta orang, jauh lebih banyak dibandingkan dengan komputer, misalnya, yang ada hanya sekitar 5,9 juta unit. Terlihat bahwa penggemar televisi begitu banyak di Indonesia .Kemunculan televisi digital di indonesia harus dipikirkan dampak dan konsekuensinya karena selama ini masih banyak masyarakat yang menggunakan dan terbiasa dengan televisi-televisi analog. Sedikit ketidaknyamanan yang mau tidak mau harus diterima dengan peralihan ke TV digital ini adalah:
·         Perlunya pesawat TV baru atau paling tidak kita perlu membeli TV Tuner baru yang harganya bisa dibilang cukup mahal. Hal tersebut akan menimbulkan dampak yang besar, mengingat hampir seluruh komponen pertelevisian di Indonesia masih menggunakan komponen analog, sehingga kemajuan tekhnologi televisi digital ini dapat mematikan usaha-usaha kecil yang selama ini telah ada. Karenanya hal ini mewajibkan Pemerintah untuk mensosialisasikan lebih rinci kepada masyarakat.
·         Mahalnya perangkat transmisi dan operasional broadcast berbasis tehnologi digital merupakan persoalan tersendiri bagi kemampuan industri televisi di Indonesia. Bagaimanapun untuk bisa menyiarkan program secara digital, perangkat pemancar memang harus diganti dengan perangkat baru yang memiliki sistem modulasi frekuensi secara digital. Untuk mem-back up operasional sehari-hari saja dengan tingkat persaingan antar sesama radio dan televisi swasta nasional saja sudah sangat berat, apalagi untuk harus mengalokasikan sekian persen pemasukan iklan untuk digunakan bagi digitalisasi. Selain itu, dalam masa transisi, stasiun televisi harus siaran multicast atau operasional di dua saluran secara paralel: analog dan digital, karena tetap memberi kesempatan pada masyarakat yang belum dapat membeli televisi digital.
·         Sistem pemrosesan sinyalnya. Pada sistem digital, karena diperlukan tambahan proses misalnya Fast Fourier Transform (FFT), Viterbi decoding dan equalization di penerima, maka TV Digital ini akan sedikit terlambat beberapa detik dibandingkan TV Analog. Ketika TV analog sudah menampilkan gambar baru, maka TV Digital masih beberapa detik menampilkan gambar sebelumnya.
·         Bagaimana soal akses pada jaringan media serta kondisi sistem akses itu sendiri. Persoalan seperti pengaturan decoder TV digital maupun content media menjadi layak kaji dalam hal ini. Dan akses pada spektrum frekuensi
·         Bagaimanapun pada era penyiaran digital telah terjadi konvergensi antarteknologi penyiaran (broadcasting), teknologi komunikasi (telepon), dan teknologi internet (IT). Dalam era penyiaran digital, ketiga teknologi tersebut sudah menyatu dalam satu media transmisi. Dengan demikian akses masyarakat untuk memperoleh ataupun menyampaikan informasi menjadi semakin mudah dan terbuka
·         Terjadinya migrasi dari era penyiaran analog menuju era penyiaran digital, yang memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih banyak, akan membuka peluang lebih luas bagi para pelaku penyiaran dalam menjalankan fungsinya dan dapat memberikan peluang lebih banyak bagi masyarakat luas untuk terlibat dalam industri penyiaran ini.
·         Momentum penyiaran digital dapat membuka peluang yang lebih banyak bagi masyarakat dalam meningkatkan kemampuan ekonominya. Peluang usaha di bidang rumah produksi, pembuatan aplikasi-aplikasi audio, video dan multimedia, industri senetron, film, hiburan, komedi dan sejenisnya menjadi potensi baru untuk menghidupkan ekonomi masyarakat.




Daftar pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi



http://vranandaajahh.blogspot.com/2009/05/pengertian-tv-digital.html

1 komentar: