Pages

 

Senin, 21 Mei 2012

Sejarah Perkembangan Film

0 komentar
Pada jaman sekarang peran film merupakan sarana hiburan yang sering digunakan, dengan film kita dapat menceritakan suatu cerita baik itu cerita fiksi atau non fiksi. Dengan semakin majunya teknologi dalam pembuatan film ini menciptakan suatu kreatifitas yang tak terbatas sehingga menghasil kan suatu karya seni yang indah dan dapat dinikmati banyak orang. Sejarah Film pertama kali dipertontonkan untuk khalayak umum dengan membayar berlangsung di Grand Cafe Boulevard de Capucines, Paris, Perancis pada 28 Desember 1895. Peristiwa ini sekaligus menandai lahirnya film dan bioskop di dunia. Karena lahir secara bersamaan inilah, maka saat awal-awal ini berbicara film artinya juga harus membicarakan bioskop. Meskipun usaha untuk membuat “citra bergerak” atau film ini sendiri sudah dimulai jauh sebelum tahun 1895, bahkan sejak tahun 130 masehi, namun dunia internasional mengakui bahwa peristiwa di Grand Cafe inilah yang menandai lahirnya film pertama di dunia.

Pelopornya adalah dua bersaudara Lumiere Louis (1864-1948) dan Auguste (1862-1954). Thomas A. Edison juga menyelenggarakan bioskop di New York pada 23 April 1896. Dan meskipun Max dan Emil Skladanowsky muncul lebih dulu di Berlin pada 1 November 1895, namun pertunjukan Lumiere bersaudara inilah yang diakui kalangan internasional. Kemudian film dan bioskop ini terselenggara pula di Inggris (Februari 1896), Uni Sovyet (Mei 1896), Jepang (1896-1897), Korea (1903) dan di Italia (1905).

Perubahan dalam industri perfilman, jelas nampak pada teknologi yang digunakan. Jika pada awalnya, film berupa gambar hitam putih, bisu dan sangat cepat, kemudian berkembang hingga sesuai dengan sistem pengelihatan mata kita, berwarna dan dengan segala macam efek-efek yang membuat film lebih dramatis dan terlihat lebih nyata.

Film kita tidak hanya dapat dinikmati di televisi, bioskop, namun juga dengan kehadiran VCD dan DVD, film dapat dinikmati pula di rumah dengan kualitas gambar yang baik, tata suara yang ditata rapi, yang diistilahkan dengan home theater. Dengan perkembangan internet, film juga dapat disaksikan lewat jaringan superhighway ini.

Isu yang cukup menarik dibicarakan mengenai industri film adalah persaingannya dengan televisi. Untuk menyaingi televisi, film diproduksi dengan layar lebih lebar, waktu putar lebih lama dan biaya yang lebih besar untuk menghasilkan kualitas yang lebih baik. Menurut Jack Valenti, kekuatan unik yang dimiliki film, adalah: (1) Sebagai hasil produki sekelompok orang, yang berpengaruh terhadap hasil film; (2) Film mempunyai aliran-aliran yang menggambarkan segmentasi dari audiensnya. Seperti: drama, komedi, horor, fiksi ilmiah, action dan sebagainya. Bagi Amerika Serikat, meski film-film yang diproduksi berlatar belakang budaya sana, namun film-film tersebut merupakan ladang ekspor yang memberikan keuntungan cukup besar.

Film yang baru-baru ini ada adalah film Legend of The Guardian. Ceritanya adalah tentang keyakinan dari burung hantu untuk sebuah kebaikan. Dengan tokoh utama Soren. Soren dan keluarganya hidup di sebuah hutan yang damai. Kludd, Soren, dan Eglantine adalah tiga bersaudara yang tumbuh dengan legenda besar mengenai para Guardian. Guardian adalah para pahlawan yang berhasil mencegah The Pure Ones untuk menguasai dunia.

Dibandingkan seluruh saudara kandungnya, Soren menaruh minat paling besar mengenai kisah para Guardian. Ia menyimpan legenda tersebut di dalam hatinya dan meyakini bahwa para Guardian memang ada di suatu tempat. Sebaliknya, Kludd, menganggap Soren adalah seorang pemimpi yang terlalu banyak berimajinasi.
Suatu hari, Soren dan Kludd mencoba untuk belajar terbang. Namun, mereka justru jatuh ke permukaan dan diculik oleh dua burung hantu ke suatu tempat. Soren menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan tempat tersebut. Ia melihat banyak burung hantu dihipnotis dan dijadikan semacam budak untuk mengumpulkan batu sakti. Belakangan, ia mengetahui bahwa ia berada di sarang The Pure Ones! Cerita tersebut nyata! Berarti, kisah mengenai para Guardian pun benar adanya!
Software Buat visual effect atau animasi dengan software 3D. Bisa dengan 3dmax, lightwave, Cinema4D. Selain software diatas ada beberapa software yang memang khusus untuk keperluan animasi & visual effect movie yaitu Vue, Bryce, Poser, dan DAZ Studio.
3. Setelah animasi dan visual effect selesai selanjutnya dilakukan kombinasi atau penggabungan antara visual effect yang biasa disebut compositing. Software yang digunakan bisa dengan Apple Shake, Adobe After Effects, Autodesk Combustion, D2 Software Nuke, Eyeon Digital Fusion, Jahshaka. Namun untuk hasil yang lebih real atau nyata bisa menggunakan platform yang mengkombinasikan solusi software & hardware. Platform tersebut bisa dengan Autodesk Inferno, Autodesk Flame, dan Autodesk Flint.

Saya bisa mengatakan kisah ini dianimasikan dengan sangat sederhana namun tetap mengagumkan! Penggambaran burung hantu, lautan, langit, dan keseluruhan film dibuat sesuai dengan porsinya, tidak berlebihan. Selain itu, Anda akan mendapatkan suguhan 3D yang memukau, membuat Anda seakan terbang bersama Soren dan kawan-kawannya.

Satu hal yang patut disayangkan adalah jalan cerita yang terlalu pendek. Sang sutradara memutuskan untuk membuat film ini dengan durasi sekitar 90 menit, membuat film ini tampak sangat “padat” dan “to the point”. Keputusan ini bisa dimaklumi karena film ini memang ditujukan untuk keluarga. Konsep yang diangkat pun cukup sederhana: mimpi, harapan, dan keyakinan.
3D IMAX. Kelebihan IMAX dengan 3Dnya adalah : Sound Quality IMAX diatas bioskop normal dan 3D gambarnya termasuk salah satu yang terbaik (Dibanding 3D biasa dan RealD-3D). Kekurangan film yang memakai 3D format : kehilangan detail gambar dikarenakan mata kita terlalu menikmati 3D effectnya. Animatornya yang meng-clean up animasinya. Sebuah process yang membutuhkan observasi sangat lama terhadap berbagai jenis burung dan terutama burung hantu. Terbang setiap burung terlihat tidak procedural, setiap character burung ada expresi yang sangat jelas, dan juga secondary animationnya sangat menakjubkan.

Perkembangan film

Pada abad ke 19 terlihat perkembangan yang pesat dari bentuk visual sebagai budaya populer. Industri banyak memproduksi lentera bergerak/ diorama, buku kumpulan foto-foto, dan ilustrasi fiktif. Pada masa itu pula berkembang jenis hiburan yang dapat dinikmati secara visual. Sirkus, “freak shows”, taman hiburan, dan pagelaran musik seringkali berkeliling dari kota ke kota sebagai tontonan yang terbilang murah. Produksi dan biaya perjalanan yang tinggi tidak seimbang secara ekonomis. Bioskop muncul sebagai suatu alternatif hiburan yang mudah, dengan cara yang lebih sederhana dalam menyajikan hiburan diantara masyarakat luas. Bioskop awalnya ditemukan. pada tahun 1890-an. Muncul pada masa revolusi industri sama halnya seperti masa kemunculan telepon, phonograph, dan automobil. Bioskop menjadi peranti teknologi yang menjadi basis industri yang lebih besar lagi.

Masa Pra-Gambar Bergerak/ Motion Pictures Awalnya ilmuwan menemukan fakta bahwa manusia sangat tertarik pada sesuatu yang bergerak, namun tidak dapat jelas melihat jika pergerakan itu lebih dari 16 gerakan per detik. Berdasarkan penemuan ini dibuatlah sebuah mainan bergerak semacam diorama yang memproyeksikan bayangan sebuah gambar. Lalu berkembanglah alat-alat lain yang menjadi prinsip dasar sebuah bioskop kelak. Antara lain:

- Pada 1832 Fisikawan Belgia Joseph Plateau dan profesor geometri Austria Simon Stampfer menemukan Phenakistoscope. Lalu setelah itu ditemukan juga Zoetrope pada 1833. Prinsip yang sama dari kedua mainan ini yang nantinya digunakan pada film.

- Satu hal yang sangat penting bagi penemuan bioskop adalah kemampuan fotografi yang bisa mencetak gambar pada bidang datar. Foto tersebut dicetak pada lempeng kaca oleh Claude Niépce di tahun 1826. Lalu diproyeksikan per lempeng untuk setiap gerakan. Proses ini memakan waktu beberapa menit setiap frame-nya.

- Henry Fox Talbot memperkenalkan negatif terbuat dari kertas.

- Selanjutnya George Eastman di tahun 1888, menemukan stil kamera yang mampu menghasilkan foto diatas rol kertas halus dan sensitif/sensitized. Kamera ini dinamai Kodak, fotografi sederhana hingga orang awam pun mampu menggunakan kamera ini.

- Tahun berikutnya Eastman menemukan rol film seluloid yang transparan untuk stil kamera.

- Pada tahap akhirnya dikembangkan pula mesin proyeksi intermiten yang mengkoordinasikan pergerakan rol selulosa dan mengatur cahaya.

- Pada tahun 1890-an berdasarkan kondisi teknis bioskop resmi ada.

- Pada 1891 Thomas Edison dan seorang asisten W. K. L. Dickson menemukan alat yang baik untuk menampilkan rol selulosa dengan menggabungkan Kinetograf dan Kinetoscope. Dickson memotong rol Eastman selebar 1 inchi (35 millimeters). Dickson pun melubangi rol disetiap kanan kiri, 4 lubang pada setiap framenya. Lubang ini dapat ditarik gigi pemutar pada kinestoscope.

- Lalu Edison mengembangkan Phonograf buatannya untuk dapat mendengarkan rekaman suara berbarengan dengan putaran rol selulosa. Mendengarkan phonograf ini menggunakan alat bantu earphone.



KONTRIBUSI ORANG-ORANG EROPA

Dua bersaudara yang paling berpengaruh dalam mengembangkan penayangan rol selulosa menggunakan proyektor adalah Germans Max dan Emil Skaldanowsky. 1895, 1 November, mereka mempertunjukkan film berdurasi 15 menit pada sebuah teater di Berlin. 1897, mereka tur keliling Eropa namun sayangnya tidak bisa mendirikan perusahaan produksi yang stabil. Lumiére bersaudara, Louis dan Auguste. Dua bersaudara ini medirikan perusahaan bernama Lumiére Fréres di Lyon Perancis, sebagai salah satu perusahaan terbesar dalam memproduksi plat fotografi. Mereka menemukan sistem proyektor yang membuat bioskop mampu meluas secara internasional. 1894, mereka mendesain kamera mungil yang elegan Cinématographe yang menggunakan 35mm rol selulosa, dan mekanika intermiten yang logika kerjanya seperti mesin jahit. 1894, Oktober, Kinestoscope buatan Edison menjalani pemutaran perdana filmnya di Inggris.

1895, 22 Maret, mereka berhasil menampilkan film “Workers Leaving The Factory” di gedung Société d’Encouragement á l’Industrie Nationale di Paris. 7

1896, 20 Februari mereka berhasil mendirikan cabang perusahaan mereka di London. R. W. Paul R. W. Paul membuat perlatan ekstra untuk alat Kinestoscope. Sayangnya alat tersebut tidak dipatenkan di luar AS, maka Paul bisa dengan bebas menduplikasi Kinestoscope. 1895 Maret, Paul dan partnernya Birt Acres memiliki kamera fungsional yang baik. namun partener ini terpecah. Paul berkonsentrasi mengembangkan kamera sementara Acres mengembangkan proyektor. 1896, 14 Januari, Acres berhasil mempertontonkan film pertamanya pada Royal Photographic Society salah satu judulnya adalah “Rough Sea at Dover” yang menjadi salah satu film yang terkenal untuk pertama kalinya. Paul terus mengembangkan kamera dan menciptakan proyektor. Alat Paul digunakan untuk menampilkan film-film Acres. Tidak seperti penemu lain, Paul menjual alat tersebut untuk banyak bioskop daripada meminjamkannya. Sutradara yang sangat berpengaruh pada masa itu adalah Georges Méliés. PERKEMBANGAN DI AMERIKA Woodville Latham dan anaknya Otway dan Gray 1894, mereka memulai mengembangkan kamera dan proyektor. 1895, 21 April, meeka mengenalkan satu film ke seorang wartawan dan berhasil membuka teater kecil di bulan Mei. Gambar yang dihasilkan redup dan dinilai kurang berhasil. 1912, Mereka berhasil menciptakan „Latham Loop‟ yang bisa membuat durasi film lebih panjang dan mengurangi tegangan klise. Alat ini hampir digunakan di banyak kamera dan proyektor hingga kini. C. Francis Jenkins dan partnernya Thomas Armat 1895, bulan Oktober di Atlanta, mereka memamerkan pemutaran film Kinestoscope dengan proyektor Phantoscope pertama ciptaan mereka. 1896, 23 April, Armat menggunakan proyektor ciptaannya untuk menampilkan film di Koster and Bial‟s Music Hall di New York. Proyektor ciptaannya tersebut dinamai Edison‟s Vitascope karena memang alat tersebut diproduksi dan diperbanyak oleh perusahaan Edison.
Pada awalnya Casler tidak mengembangkan rol selulosa berproyektor melainkan film “intip” yang hanya bisa dilihat secara individual. Akhir 1894, beliau mematenkan Mutoscope, alat yang menggunakan kartu-kartu yang digerakkan. Dengan partner lainnya dia mendirikan American Mutoscpe Company. 1896, konsumen film “intip” menurun. Maka Casler dan rekannya Dickson mulai mengembangkan rol selulosa berproyektor. 1897, perusahaan mereka sangat maju dan terkenal. Mereka dapat menghasilkan gambar yang sangat baik dan tajam. Alat mereka menggunakan klise rol selulosa berukuran 70mm yang dapat menghasilkan gambar lebih besar. 1897, penemuan dan pengembangan bioskop bisa dikatakan berhsail menuju puncaknya. Meskipun terdapat penemuan-penemuan yang berbeda di berbagai belahan dunia.


AWAL PERKEMBANGAN PEMBUATAN FILM DAN PERTUNJUKAN

- Industri film pada awalnya hanya menampilkan cerita nyata atau non fiksi.

- Berkembang film jenis Scenics, yang seringkali menampilkan pemandangan alam atau daerah tertentu secara panorama.

- Berkembang juga jenis pertunjukan berita.

- Recreated film, atau film yang dibuat setting di dalam studio. Setting tersebut dibuat mirip dengan aslinya.

- 1895, Film fiksi pertama dibuat oleh Lumiéres berjudul Arroseur arrosé dengan sedikit komedi.


Membuat Program yang Menarik 

- Dibuatnya banyak variasi jenis film dalam satu pertunjukan.

- Kebutuhan aakan varian ini jenis film fiksi berkembang bertahap.

- Mengambil sudut pandang/ angle yang berbeda.

- Mengkombinasikan berbagai gaya film dalam satu cerita film.

- Backsound musik yang dibuat menarik dan disesuaikan dengan tema.

- Pembuatan credit title atau intetitle semenarik mungkin sebagai penjelas tambahan dari cerita yang bisa dibaca.




0 komentar:

Posting Komentar